Dasar-Dasar Pendidikan Bagi Anak
oleh : Abu Khaulah Zainal Abidin Pendidikan itu bukan sekolah, bukan pondok pesantren, bukan pula perguruan tinggi, apa lagi lembaga-lembaga kursus! Melembaganya pendidikan ke dalam […]
oleh : Abu Khaulah Zainal Abidin Pendidikan itu bukan sekolah, bukan pondok pesantren, bukan pula perguruan tinggi, apa lagi lembaga-lembaga kursus! Melembaganya pendidikan ke dalam […]
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu […]
Pendidikan sejak dini bagi seorang anak akan membuat mereka kelak menjadi manusia yang baik. Pendidikan bukanlah ranah asing bagi Ibnu Miskawaih. Ia telah lama bergelut […]
Oleh : DRS. TGK.H.A. KARIM SYEIKH, MA* Terjebak Dalam Rutinitas Hampir semua orang, termasuk PNS dan juga kita sendiri sering terjebak dalam kesibukan rutinitas yang […]
Oleh : Al-Ustadz Dzulqarnain Bin Muhammad Sanusi Hiruk pikuk kehidupan dengan berbagai bentuk aktivitas yang terus bergulir tanpa henti sering melahirkan halangan dan tantangan yang […]
Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim (imam dan khathib di Masjid Nabawi) Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi […]
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh meminta semua umat Muslim yang ada di Aceh menghindari euforia atau kegiatan hura-hura dalam menyambut tahun baru 2010.Pergantian tahun baru […]
oleh : Abu Khaulah Zainal Abidin
Terlanjur cerdas ? Cerdas koq bisa terlanjur ? Bukankah setiap orang mendambakan anaknya cerdas ? Apalagi kata “terlanjur” konotasinya jelek . -suatu yang tidak diharapkan-, seperti; terlanjur basah, terlanjur jatuh, atau terlanjur menjadi bubur,
Anak cerdas, siapa tak mau ? Tetapi itu bukan segala-galanya. Terlebih kalau ia dijadikan dasar bagi segala pertimbangan, mengalahkan bekal-bekal hidup lainnya yang mutlak dimiliki setiap manusia. Apalagi jika yang dimaksud cerdas itu tak lebih dari sebentuk kemampuan menalar, memahami, dan menarik kesimpulan, atau sekedar mampu berpikir logis , menemukan dan memecahkan jawaban-jawaban matematis.
Bahkan sekalipun kecerdasan itu -juga- meliputi kemampuan mengenal dan mengelola perasaan diri, yang dengannya seseorang mampu memahami kemudian merespon orang lain melalui sikap dan tindakan. Sejenis potensi -yang menurut teori Emotional Quotient (EQ)-nya Goleman- berupa kecerdasan emosional, yang berfungsi mengimbangi kecerdasan intelektual !
Bahkan sekalipun kecerdasan itu -juga- berupa kemampuan memahami akan nilai-nilai dan makna kehidupan, menumbuhkan harapan-harapan serta keyakinan. Sejenis potensi -yang menurut teori Spiritual Quotient (SQ)-nya Danah Zohar dan Ian Marshall- berupa kecerdasan spiritual, yang berfungsi mengimbangi bahkan mengendalikan kecerdasan intelektual dan emosional sekaligus !
System Maintenance by : Diskominfo Banda Aceh