Program Tahfiz Alquran Kota Banda Aceh
BANDA ACEH – Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh melalui Dinas Syariat Islam meluncurkan program tahfiz Alquran di Banda Aceh. Peluncuran dilakukan di Masjid Agung Al-Makmur, […]
BANDA ACEH – Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh melalui Dinas Syariat Islam meluncurkan program tahfiz Alquran di Banda Aceh. Peluncuran dilakukan di Masjid Agung Al-Makmur, […]
Penulis: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Bintu ‘Imran Anak yang belum baligh memang tidak memiliki kewajiban untuk berpuasa Ramadhan. Namun, tentu tidak ada salahnya bila para orang tua […]
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU/MUI) Aceh Tgk Muslim Ibrahim mengatakan salah satu upaya untuk mencegah pengaruh aliran sesat terhadap umat Islam […]
oleh : Ustadz Abu Muawiah Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا وَكَانَ لِي أَخٌ […]
oleh : Abu Khaulah Zainal Abidin Pendidikan itu bukan sekolah, bukan pondok pesantren, bukan pula perguruan tinggi, apa lagi lembaga-lembaga kursus! Melembaganya pendidikan ke dalam […]
Pendidikan sejak dini bagi seorang anak akan membuat mereka kelak menjadi manusia yang baik. Pendidikan bukanlah ranah asing bagi Ibnu Miskawaih. Ia telah lama bergelut […]
oleh : Abu Khaulah Zainal Abidin
Terlanjur cerdas ? Cerdas koq bisa terlanjur ? Bukankah setiap orang mendambakan anaknya cerdas ? Apalagi kata “terlanjur” konotasinya jelek . -suatu yang tidak diharapkan-, seperti; terlanjur basah, terlanjur jatuh, atau terlanjur menjadi bubur,
Anak cerdas, siapa tak mau ? Tetapi itu bukan segala-galanya. Terlebih kalau ia dijadikan dasar bagi segala pertimbangan, mengalahkan bekal-bekal hidup lainnya yang mutlak dimiliki setiap manusia. Apalagi jika yang dimaksud cerdas itu tak lebih dari sebentuk kemampuan menalar, memahami, dan menarik kesimpulan, atau sekedar mampu berpikir logis , menemukan dan memecahkan jawaban-jawaban matematis.
Bahkan sekalipun kecerdasan itu -juga- meliputi kemampuan mengenal dan mengelola perasaan diri, yang dengannya seseorang mampu memahami kemudian merespon orang lain melalui sikap dan tindakan. Sejenis potensi -yang menurut teori Emotional Quotient (EQ)-nya Goleman- berupa kecerdasan emosional, yang berfungsi mengimbangi kecerdasan intelektual !
Bahkan sekalipun kecerdasan itu -juga- berupa kemampuan memahami akan nilai-nilai dan makna kehidupan, menumbuhkan harapan-harapan serta keyakinan. Sejenis potensi -yang menurut teori Spiritual Quotient (SQ)-nya Danah Zohar dan Ian Marshall- berupa kecerdasan spiritual, yang berfungsi mengimbangi bahkan mengendalikan kecerdasan intelektual dan emosional sekaligus !
System Maintenance by : Diskominfo Banda Aceh