RAMADHAN SYAHRUL TAZKIYAH DAN TARBIYAH

Ramadhan Syahrul Tazkiyah dan Tarbiyah

Oleh :

Tgk.Bustamam Usman, SH.I, MA

Ketua Komisi B MPU Kota Banda Aceh (Bidang Pendidikan,Penelitian,Pengembangan dan Ekonomi Umat)

 

Ramadhan merupakan tamu Allah yang sangat istimewa disediakan untuk ummat Rasulullah Muhammad SAW, semoga ramadhan tahun ini , kita semua benar-benar dapat mentazkiyah diri dan mentarbiyahkan diri, artinya penyucian dan pendidikan, tazkiyah dan tarbiyah terdiri dari dua kosakata yang saling berintegrasi dan saling menglengkapi, diketika kita telah mampu bertazkiyah dalam arti yang luas, bahwa tazkiyah yang meliputi tiga elemen yakni, tazkiyah qalbiyah (hati), tazkiyah qauliyah(perkataan) dan tazkiyah fi’liyah(perbuatan). Maka seseorang sudah memperoleh satu keberhasilan dari ruh puasa itu sendiri, karena ibadah puasa itu sendiri sangat ditekankan dalam hal tazkiyah sehingga akan mendapati manisnya didalamnya, tetapi diketika tazkiyah itu gagal , mulai dari qalbi (hati), sehingga imbasnya kepada qauli ( ucapan) dan efeknya akan nampak yang jelas di fi’linya ( perbuatan), ini merupakn sebuah dilema awal yang mengakibatkan gagal faham terhadap ibadah selanjutnya, apalagi kita koneksikan dengan ibadah puasa , yang sarat dengan nilai ilahiyah didalamnya, ketika hati itu sudah beres dan mampu menempatkan puasa itu sebagai panggilan iman dan ilahi maka akan terbentuk karakter-karatek hamba-hamba allah yang mukhlisina laun diin, menjalani ibadah puasa tidak akan terasa terbebani, karena sudah terkoneksi nya pada niat awal menunaikannya semata-mata mengharap ridha ilahi, akan tetapi sebaliknya diketika faktor qalbiyahnya  bermasalah artiya menunaikan ibadah puasa itu bukan panggilan iman dan ikhlas semata karena allah, maka akan gagal faham yang fatal, sehingga dampaknya pada selanjutnya.

Kehidupan manusia selalu menginginkan kebahagian yang haiki yakni ( dunia dan akhirat ), akan tetapi kebanyakan kita tidak mampu menjelma bahagia hakiki itu secara baik dan sempurna, alasannya karena faktor qalbi ( hati) yang terkoneksi pada niat dan qasad tidak mammpu diarahkan semata-mata menraih karunia ilahi, cobak lihat kehidupan orang diluar sana, katakanlah penyandang disabilitas, kehidupan mereka yag serba kekurangan dan keterbatasan, mereka menjalani kehidupan dengan penuh semangat bahkan mampu mereka menciptakan bingkai rumah tangganya yang sakinah mawwaddah warahmah, padahal kebanyakan manusia berasumsi sakinah mawaddah warahmah sebuah rumah tangga itu bisa diraih disebabkan faktor kecukupan baik di segi fisiknya, ekonominya dan pekerjaan dan jabatannya, ironisnya banyak orang yang serba berkucupan itu tidak mampu membnetuk bingkai rumah tangganya mengapai sakinah mawaddah waramah, disebabkan oleh faktor awal tadi yang gagal faham dalam substansinya berkeluarga.

Nah, diketika faktor tazkiyah sudah beres, maka ibadah puasa itu akan nampak hasilnya dalam langkah berikutnya yakni tarbiyah, ibadah puasa yang sarat dengan amalan dan pendidikan didalamnya akan membentuk karakter hamba-hamba allah yang muttaqien sebagaimana dalam qs.al-baqarah ayat 185, wahai orang-orang yang beriman , kuwajibkan berpuasa itu untukmu sebagaimana yang telah kuwajibkan kepada ummat-ummat sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang taqwa, berbicara Taqwa para jumhur ulama, mengaris bawahi bahwa Taqwa itu terdiri dari 4 huruf hijaiyah (Ta, Qaf, Wau, Ya), Ta simbol dari Sifat Tawadhu’ ( merendahkan diri) dalam arti yang luas kita merasa hakir dan fakir dalam sifat kehambaan diri kepada sang pencipta, sehingga hamba itu akan terhindar sifat sombong dan angkuh, selanjutnya Qaf simbol Qanaah dalam arti yang luas merasa berkucupan dalam setiap kebutuhan dan keperluan, menikmati yang sudah ada dan bersabar diketika tiada, sehingga hamba itu akan merasa kedamaian bathin yang sebenarnya kepada ang pencipta, selanjutkan Wau artinya Wara’ (terpelihara dan terhindar) dari segala yang dapat menimbulkan murka allah, sehingga hamba itu berupaya terrrintegitas semua yang   dddiaaa   pakai mulai makanan, pakaian, perkataam dan perbuatannya dalam mendatangkan kasih sayangnya, yang terakhir Yaa simbol Yaqin, dimana ibadah puasa itu membnetuk karakter hamba-hamba yang penuh kenyakinan militan, yang bahwa anjuran berpuasa itu ramadhan itu sendiri mempunyai kelebihan yang tersendiri dibandingkan dengan ibadah lainya, puasa itu bagian dari ibadah sirriyah berbeda dengan ibadah lain yang berbentuk zahiriyah, sehingga yang bener-bener tau hanya hamba dengan allah sendiri, begitu juga balasannya yang tau allah dan hamba yang bersangkutan, sehingga di ceritakan dalam kisah nanti hari qiamat, ada kelompok yang masuk sorga tanpa diketahui oleh siapapun termasuk malaikat penjaga sorga itu sendiri, mereka diberikan sayap di tubuhnya dalam sekejap sudah berada di dinding sorga, sehingga malaikat penjaga sorga bertanya “ Wahai hamba Allah , kalian ini dari golongan mana, dan Umat Nabi mana, dan apa amalan kalian sehingga tiba-tiba sudah berada disini, mereka menjawab kami semua golongan manusia, ummat Nabi Muhammad SAW dan Amalan kami berpuasa secara sirriyah di dunia sehingga kami dibalas oleh Allah secara sirriyah juga di Akhirat. Wallahu Muwafiq Ila Aqwamithariq.