Rapat Koordinasi Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Se-Aceh

BANDA ACEH – Sebanyak 90 ulama Aceh pada 14-16 September 2012 berkumpul di Banda Aceh, membahas hubungan antara ulama dengan umara (pemerintah), konsolidasi, serta mengkaji tentang maraknya aliran sesat di Aceh.

Pertemuan yang dikemas dalam Rapat Koordinasi Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Se-Aceh itu akan dibuka oleh Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah di Hotel Permata Hati, Desa Manyang Pagar Air, Kabupaten Aceh Besar.

Mengutip keterangan Ketua MPU Aceh, Drs Tgk H Ghazali Mohd Syam, Kepala Sekretariat MPU Aceh, Drs HA Khalid MSi, kepada Serambi, Kamis (13/9) mengatakan, rakor itu bertujuan untuk konsolidasi, koordinasi, dan silaturahmi guna memperkuat sinergi kelembagaan dalam merespons berbagai permasalahan keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat Aceh dewasa ini.

Rakor itu, menurutnya, juga merupakan momentum strategis untuk menyamakan persepsi dalam ikhtiar memajukan syariat Islam, menyamakan pandangan tentang pelaksanaan syariat di tengah kuatnya tantangan di masa mendatang. “Apalagi saat ini aliran sesat dan sempalan merupakan problem yang perlu mendapat perhatian serius semua pihak, terutama ulama dan umara,” imbuh Khalid.

Menurutnya, ulama dan umara perlu bergandeng tangan dalam menyikapi berbagai persoalan umat serta melahirkan konsep-konsep terkait dengan penguatan organisasi dan kelembagaan penyelenggara keistimewaan Aceh, khususnya MPU.

Peserta Rakor MPU kali ini 90 orang. Berasal dari pengurus MPU Aceh, ketua MPU kabupaten/kota, lembaga terkait, dan ormas. Para peserta akan dibahani oleh Gubernur Aceh, Ketua DPRA, Ketua MPU Aceh, Pangdam Iskandar Muda, dan Kapolda Aceh.

Sementara itu, di Aceh Tamiang pada 20 September 2012, MPU Aceh akan menggelar kegiatan pembinaan akidah Islam. Ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat tentang akidah yang benar sekaligus menginformasikan tentang bahaya pemurtadan, pendangkalan akidah, penyebaran aliran sesat, serta gerakan sempalan di Aceh.

Menurut Ghazali Mohd Syam, dalam acara itu akan didorong kepedulian masyarakat untuk menangkal upaya pemurtadan dan penyebaran aliran sesat. “Kita perlu sampaikan kepada masyarakat bahaya dari aksi pendangkalan akidah, penyebaran aliran sesat, dan gerakan sempalan di kalangan generasi muda,” ujar Ketua MPU Ghazali Mohd Syam.

Ketua MPU ini menambahkan, masyarakat Aceh di kabupaten yang berbatasan langsung dengan provinsi tetangga sangat rentan terhadap upaya pendangkalan akidah. “Kita perlu tingkatkan ketahanan masyarakat dari kemungkinan pemurtadan dan aliran sesat dengan terus-menerus menyampaikan dakwah, bimbingan, pembinaan, dan penguatan, terutama menyangkut akidah Islam yang murni menurut Alquran dan hadis,” ujarnya.

Menurut Kepala Sekretariat MPU Aceh, Khalid MSi, narasumber di Aceh Tamiang ini terdiri atas Tgk Ghazali Mohd Syam, Kapolres Aceh Tamiang AKBP Drs Armia Fahmi, dan pembicara lainnya. (swa)

Sumber

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*