135 Pengikut Millata Abraham Disyahadatkan

* Kapolda: Proses Hukum Tetap Berjalan

BANDA ACEH – Sebanyak 135 pengikut Millata Abraham, aliran yang dinyatakan sesat oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan Pemerintah Aceh, disyahadatkan di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (22/4), pukul 11.50 WIB. Ritual itu seakan menjadi antiklimaks dari gonjang-ganjing wacana banyaknya pengikut aliran sesat di Aceh belakangan ini, terutama dari Komunitas Millata Abraham (Komar).

Pensyahadatan itu dilakukan untuk mengembalikan para pengikut aliran sesat itu ke ajaran Islam yang benar (kafah) berdasarkan Alquran dan hadis. Pensyahadatan dibimbing Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim MA, disaksikan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Iskandar Hasan SH MH. Juga hadir Wali Kota Banda Aceh, Ir Mawardy Nurdin dan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Armensyah Thay.

Para pengikut aliran sesat Millata Abraham yang terdiri atas kaum perempuan dan laki-laki dengan berbagai profesi, dan di antaranya masih berstatus mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi di Aceh, sebelumnya menjalani pendataan dari petugas kepolisian di Mapolresta Banda Aceh. Informasi terbaru yang diterima Serambi tadi malam, jumlah keseluruhan pengikut Millata Abraham yang diidentifikasi mencapai 135 orang dari 344 anggota Komunitas Millata Abraham (Komar) yang ada di Aceh.

Sebagaimana pemantauan Serambi, setelah pendataan di Mapolresta, pengikut aliran sesat tersebut diboyong ke Masjid Raya Baiturrahman dengan menggunakan lima truk reo milik kepolisian. Petugas keamanan dari Polda Aceh dan Polresta Banda Aceh mengamankan prosesi langka itu. Sekira pukul 11.50 WIB, lima truk polisi berisi 135 pengikut aliran sesat Millata Abraham, 38 di antaranya perempuan, memasuki halaman masjid dengan pengawalan ketat.

Wajah-wajah yang masuk ke dalam masjid itu, 90 persen muda-mudi yang wajahnya lumayan tampan dan cantik dan rata-rata berpendidikan. Perempuannya mengenakan jilbab. Kedatangan mereka ke masjid tak luput dari hujatan warga yang ikut menyaksikan prosesi itu. Tapi secara keseluruhan prosesi itu berlangsung aman.

Pengikut Millata yang pria tampak mengenakan baju koko. Ada yang berwarna biru, merah, dan hijau, serta mengenakan peci khas Aceh yang berpita merah-putih. Sedangkan pengikut yang perempuan, mengenakan baju muslimah dan menyematkan pita merah-putih di bagian depan bajunya. Sebagian lainnya memegang mukena yang masih berplastik. Perlengkapan ini mereka dapatkan saat di Polresta Banda Aceh, tempat mereka berkumpul sebelum dibawa ke Masjid Raya Baiturrahman. Tampak pula dalam kelompok itu anak-anak berusia balita di pangkuan ibunya.

 Ikrar
Zainuddin, pimpinan komunitas ini di Aceh, berdiri dan membacakan ikrar yang berisi sepuluh butir pernyataan. Di antaranya, mereka mengakui bahwa Millata Abrahan adalah aliran sesat dan menyesatkan, kemudian mereka mengaku telah mengikuti ajaran sesat itu, menyebarkan, dan mengajak pengikut lainnya untuk bergabung. Dalam ikrarnya Zainuddin juga berjanji akan menyerahkan dokumen Millata Abraham dan aliran sesat lainnya kepada MPU dan Pemerintah Aceh. “Demi Allah saya bersumpah, selurus dan seikhlasnya kembali ke ajaran Islam yang benar, sesuai Alquran dan hadis,” ucap Zainuddin dalam ikrarnya.

Zainuddin (55), kelahiran Gampong Laweung, Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie, Aceh, membacakan sepuluh butir ikrar untuk kembali ke ajaran Islam yang benar. Setelah membacakan sepuluh poin pernyataan ikrar, Zainuddin dan pengikutnya, di bawah bimbingan Tgk Muslim Ibrahim dari MPU Aceh, membaca dua kalimah syahadat yang diikuti para pengikut Millata yang hadir di dalam masjid raya kemarin.

Setelah membimbing pembacaan syahadat bagi pengikut Millata yang kembali bertobat itu, Tgk Muslim mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan pengikut aliran sesat Millata Abrahan yang sudah dikembalikan ke jalan yang benar, yakni jalan Islam. “Ada tiga hal yang perlu dilakukan, yaitu mengakui kesalahan, berjanji pada sendiri, dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Ini teguran dari Allah dan Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya yang benar-benar ingin kembali ke jalan yang benar. Mengaji dan belajarlah kembali tentang Islam,” saran Tgk Muslim.

Sementara itu, Gubernur Aceh menegaskan, Pemerintah Aceh tidak mentolerir jika ada aliran-aliran sesat atau agama ciptaan baru di Aceh. Tidak ada tempat di Aceh bagi aliran sesat dan agama baru itu. “Tugas kita ulama, umara, dan masyarakat untuk tetap menjaga kesucian agama Allah dari segala bentuk kebatilan. Di Aceh tidak boleh ada Syiah, Khawarij, Mu’tazilah, Bahaiyyah, Ahmadiyah, Karimiyah, Nasiriah, Druz, dan Qaramitah, dan sebagainya. Di Aceh hanya ada Ahlussunnah wal Jamaah,” tegas Gubernur Irwandi.

Proses hukum
Sedangkan Kapolda Aceh, secara tegas mengatakan, meski 135 orang pengikut Millata sudah disyahadatkan kemarin, tapi penyebar Millata Abraham tetap akan menjalani proses hukum hingga ke pengadilan. Pensyahadatan yang dilakukan kemarin itu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi hakim nanti untuk meringankan hukum mereka.

“Ingat, pensyahadatan hari ini jangan pura-pura. Jika mengingkarinya, maka kita akan menyeretnya ke proses hukum. Kepada masyarakat agar menerima saudara-saudara kita yang sudah kembali ke jalan yang benar ini. Tidak boleh seorang pun melakukan kekerasan dan anarkis kepada mereka,” imbuh Kapolda. Setelah itu, Zainuddin, mewakili komunitasnya, menandatangani sepuluh pernyataan yang mereka ikrarkan. Kemudian, Kapolda ikut menandatanganinya sebagai saksi.

Setelah prosesi pensyahadatan itu, Zainuddin dan pengikut aliran Millata Abraham yang pria menunaikan shalat Jumat berjemaah di masjid raya, sedangkan pengikut yang perempuan meninggalkan masjid dengan pengawalan polisi.

Diragukan
Salah seorang warga yang mengikuti prosesi pensyahadatan, tapi meragukan kesungguhan mereka yang disyahadatkan itu, menunjukkan kepada Serambi sms undangan dari Zainuddin kepada pengikutnya yang di bagian penutupnya masih memakai kata DS (Damai Sejahtera) dan PA (Puji Allah). Isi sms itu selengkapnya: “Ds. Kpd seluruh pengurus DPK, DPC, dan warga Komar (Komunitas Millata Abraham) yang aktif di Banda Aceh, harap berkumpul di Poltabes Banda Aceh pd hari Jumat tgl 22 April pkl 08.00 wib. Bagi pengurus pukul 07.30 wib, wajib hadir, kalau tidak jgn salahkan pimpinan jika terjadi sesuatu. Agenda ini pemerintah yg adakan. PA.”

Irwan, salah satu dari 129 pengikut Millata Abraham menjawab Serambi mengatakan, dia secara pribadi tidak mengerti mengapa dia harus disyahadatkan kemarin bersama kawan-kawannya. Sebab, menurutnya, dia tidak melakukan penyimpangan apa pun dalam beragama. (c47/mir)

foto : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh, Prof Dr Muslim Ibrahim memimpin prosesi pensyahadatan 129 pengikut aliran Millata Abraham di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (22/4). SERAMBI/M ANSHAR

sumber : http://aceh.tribunnews.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*