Penderita HIV/AIDS di Aceh 46 Orang

*18 Orang Meninggal

Sejak 2004 hingga 2009 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di Aceh terus meningkat. Hingga kini jumlah penderitanya 46 orang. Sebanyak 18 dari 46 penderita HIV/AIDS tersebut malah sudah meninggal.

Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr Abdul Fatah MPPM menjawab Serambi di Banda Aceh, Rabu (24/3). Ditanya jumlah suspect (orang yang diduga tertular) HIV/AIDS di Aceh, Fatah menggunakan rumus estimasi 1:100. Mengingat penderita yang positif HIV/AIDS di Aceh 46 orang, maka estimasi suspect saat ini sekitar 4.600 orang. Menurut Fatah, jumlah itu bisa lebih, tergantung pada tingkat prevalensinya.

Diakuinya, pada tahun 2004 baru satu kasus HIV/AIDS ditemukan di Aceh. Kemudian bertambah jumlahnya pada 2005 menjadi dua kasus. Tahun 2006 meningkat jadi tujuh kasus dan bertambah lagi jadi sembilan kasus pada tahun 2007. “Pada tahun 2008 totalnya sebelas kasus, tapi pada 2009 angkanya bertambah drastiks menjadi 46 kasus,” jelas Fatah.

Berdasarkan data yang ada, kata Fatah, dari 46 kasus tersebut 28 penderita HIV/AIDS terprevalensi penyebaran virus HIV/AIDS melalui hubungan seks. Selebihnya disebabkan Injection Drug Use (IDU) dan satu satu prenatal (bayi yang tidak cukup bulan, tertular HIV dari orang tuanya).

Ia juga memilah data bahwa dari 46 kasus HIV/AIDS di Aceh, tujuh orang tertular HIV dan 39 penderita AIDS. Dan dari 39 penderita AIDS itu 18 di antaranya sudah meninggal bahkan ada yang sempat menularkannya kepada istri dan anak-anaknya. Ditanya tentang kabupaten/kota di Aceh yang kasus HIV/AIDS-nya tertinggi, Fatah menyebut Aceh Utara mencapai empat kasus (1 HIV dan 3 AIDS), Lhokseumawe empat kasus (2 HIV dan 2 AIDS), dan Langsa juga empat kasus (keempatnya AIDS). Sedangkan di Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Timur, Simeulue, dan Pidie Jaya, masing-masing terdapat tiga kasus.

Hingga saat ini, kata Fatah, dari 23 kabupaten/kota di Aceh, hanya lima lagi yang belum ditemukan ada kasus HIV/AIDS-nya. Yakni Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam. “Di lima daerah ini bisa saja karena belum ada laporan atau belum ada pasien yang melakukan pengecekan darah ke klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) yang telah ada di beberapa rumah sakit umum kabupaten/kota maupun provinsi,” ujar Fatah.

Ia tambahkan bahwa di daerah perbatasan Aceh dengan Sumatera Utara (provinsi ini salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kasus tertinggi HIV/AIDS -red) jumlah kasusnya belum begitu mencolok. Di Aceh Tamiang hanya tercatat dua kasus,  Aceh Timur tiga kasus, dan Langsa empat kasus.

Rumus ABCD
Untuk mencegah terjangkit HIV/AIDS, Abdul Fatah merekomendasikan rumus ABCD. A berarti absent, tidak melakukan seks kalau belum menikah atau bukan dengan pasangan resmi. B berarti Be faithful, setia pada pasangan resmi sehingga tercipta keluarga sakinah. C berarti condom, jika menderita HIV/AIDS, maka saat melakukan seks dengan istri sebaiknya gunakan kondom. D berarti drug, jangan pernah menggunakan obat-obatan terlarang dan zat berbahaya seperti narkotika.

Sekeluarga terjangkit
Secara terpisah, Pengelola Program Komite Penanggulangan AIDS (KPA) Aceh, Drs Safwan kepada Serambi, Rabu (24/3) menyebutkan bahwa ada satu keluarga yang terjangkit HIV/AIDS di bagian timur Aceh.  Awalnya, sang istri tertular HIV/AIDS dari suaminya yang dulu pernah bekerja di luar negeri. Penyakit mematikan ini akhirnya ditularkan sang istri kepada kedua anaknya yang masih balita. Si suami kabarnya sudah meninggal karena AIDS. Istri dan kedua anaknya yang masih kecil kini terbaring tak berdaya di gubuk mereka di sebuah daerah pedalaman timur Aceh.

“Dalam kasus di Aceh bagian timur itu, si istri tidak tahu kalu pria yang menikahinya sudah terjangkit HIV/AIDS, sehingga penyakit mematikan itu menularinya, termasuk kedua anaknya yang masih kecil. Sedangkan di Banda Aceh kasusnya lain lagi, istri yang ditulari suaminya HIV malah sudah tahu kalau suaminya menderita AIDS. Si istri pun akhirnya tertular HIV,” ungkap Safwan.

Berdasarkan data yang diperoleh Serambi dari KPA Aceh, ada 17 orang yang di Aceh yang tertular HIV melalui jarum suntik, 28 akibat hubungan seks, dan satu kasus prenatal disebabkan orang tuanya terjangkit HIV.  Dipilah dari jenis kelamin, penderita HIV/AIDS di Aceh saat ini terdiri atas 30 pria, 15 perempuan. Satu di antaranya balita perempuan yang berumur 1,8 tahun. (c47)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*